Risih dengan keluhan

Awalnya saya heran mengapa banyak orang dengan gampangnya meluapkan perasaannya, baik itu perasaan senang maupun sedih terutama apabila mereka sedang berhadapan dengan suatu problema yang konotasinya sangatlah sepele dan simple. Ketika kita sedang berhadapan dengan perihal yang tidak sesuai dengan keinginan kita, seketika itu juga kita selalu mengatakan kata-kata yang bersifat negatif alias mengeluh tanpa adanya kontrol diri, padahal dengan kita mengeluarkan satu keluhan saja hal itu sudah mampu mempengaruhi kondisi psikologis dan kejiwaan kita, mengapa demikian? Karena apabila kita mengeluh dan memiliki pikiran negatif tersebut maka pikiran didalam otak kita secara langsung akan bereaksi dengan menciptakan suatu kondisi dimana pikiran negatif tersebut akan menjadi kenyataan, pikiran adalah immaterial yang mampu mengendalikan lingkungan sekitar, apabila kita berpikir sesuatu hal yang buruk akan segera terjadi, maka lingkungan sekitar juga akan mendukung hal tersebut menjadi kenyataan.


Banyak faktor penyebab mengapa kita mengeluh bahkan hampir setiap hal yang kita hadapi meskipun itu bukan karena suatu masalah, kita tetap masih mengeluh dan pada akhirnya masalah baru akan timbul justru ketika kita sudah mengeluh. Sebagai contoh apabila kita sedang bermain game sejenis strategi atau single person game misalnya, apabila kita mati tertembak maka pikiran bawah sadar akan merangsang otak untuk bereaksi dengan mengeluarkan keluhan, seperti mengeluarkan kata-kata kotor atau membanting mouse komputer dengan nada marah. Hal tersebut dapat terjadi karena reaksi otak yang mendorong pikiran kita untuk bersaing secara brutal karena adanya suatu unsur kompetitif didalam permainan tersebut, permainan itu hanya menuntut adanya pemenang dan pecundang.

Coba perhatikan, awalnya kita hanya mengeluh didalam permainan tersebut karena kita mati tertembak misalnya, maka secara otomatis kita menjadi pecundang, semakin kita banyak mati didalam permainan tersebut semakin kita banyak mengeluh dan pastinya kita akan merasa lebih dari pecundang, lama-kelamaan kita kesal bermain karena selalu kalah dan akhirnya keluh kesah yang sudah kita ciptakan secara berangsur mempengaruhi jalan pikiran yang ada dibenak kita dan secara perlahan berdampak pada kondisi fisik saat itu, perasaan marah, malas dan tidak puas menjadi dominan ketika kita menyikapi reaksi yang diberikan lingkungan seperti apabila terjadi hujan, kita akan gampang mengeluh kembali, permintaan kita ditolak oleh teman, kita akan gampang marah, banyak pekerjaan yang seharusnya segera kita kerjakan, kita malah malas mengerjakannya.

Pada diri manusia, tubuh adalah yang paling lambat getaran reaksinya, sementara pikiran dan perasaan atau kesadaran manusia memiliki vibrasi yang paling tinggi di alam semesta. Secara objektif pula, manusia pada dasarnya mampu mengubah realitas dan mampu menciptakan keadaan yang mereka inginkan dengan cara mengubah reaksi pikiran dan prasangkanya yang negatif menuju kedalam level positif, apapun itu. Apabila kita memiliki pikiran negatif, maka lingkungan akan mendukung untuk merealisasikan perihal negatif yang telah kita pikirkan, begitupun juga sebaliknya apabila kita berpikir positif, maka perasaan yang akan timbul adalah perasaan tenang dan ikhlas meskipun kita sedang mengahadapi suatu masalah, karena kita sudah tahu bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan, maka otomatis kondisi fisik kita akan terangsang untuk selalu berusaha dan mencari alternatif solusi yang tepat dan secara otomatis pula lingkungan akan memberikan dukungan yang positif kepada kita, ibarat hubungan timbal balik.


Nah, mengapa kita harus mengeluh padahal kita sudah tahu dengan keluhan tersebut segala urusan kita akan menjadi berantakan, kenapa kita tidak menciptakan suatu pikiran yang positif sebagai senjata untuk menyikapi segala permasalahan yang sedang kita hadapi, sekecil apapun masalah itu, sehingga akan tercipta hubungan harmonis antara kita dan lingkungan karena adanya suatu energi positif yang telah kita ciptakan. Ketakutan, rasa cemas, serakah, keduniaan, merasa tidak puas dan tentunya hawa nafsu merupakan penghambat kita untuk meraih kesuksesan. Kunci utama untuk mengontrol perasaan tersebut adalah dengan berpikir positif, berpikir dengan pikiran jernih sebelum menyikapi suatu efek yang ditimbulkan langsung dari perihal yang sedang kita kerjakan, berpikir bahwa setiap hal yang sedang kita jalani tidaklah sia-sia dan pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan.

Semoga bermanfaat.

Page view

free counters

Followers

Facebook Twitter RSS