Dewasa

Apalah arti kedewasaan tanpa adanya pola pikir untuk menunjang kedewasaan itu sendiri?, sebuah metamorfosis pengembangan diri dari suatu siklus kehidupan semua mahluk hidup di bumi. Kedewasaan secara subjektif dapat diartikan sebagai suatu perilaku dimana seseorang mampu hidup mandiri tanpa bantuan dari orang lain atau dengan sedikit bantuan dari orang lain. Secara umum ketika seorang remaja mulai menuju kedalam tahap kedewasaanya, mereka mulai mampu memikirkan hal-hal yang lebih kompleks dari suatu persoalan menurut pengamatan mereka secara pribadi, mampu melihat suatu masalah tertentu dengan mata hati dan logika yang praktis dengan bercermin dari pengalaman hidup yang sudah pernah mereka dapatkan.
Dalam proses pengembangan diri menuju ketahapan dewasa tersebut, setiap individu akan mulai menjadi sesosok yang lebih perasa terhadap setiap hal yang akan dilaluinya dan tidak lagi memiliki sifat egoisme yang berlebihan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi dan merubah pola pikir didalam memecahkan sebuah persoalan yang sedang digenggamnya. Pengalaman dianggap sebagai guru yang paling berharga pada proses ini, pengalaman menunjukkan bahwa dunia adalah tempat untuk berkompetisi dimana setiap individu memang layak diperhitungkan, pengalaman menunjukkan bahwa kawan bisa berubah menjadi lawan atau sebaliknya, sebuah pengalaman akan memaksa untuk berpikir bahwa “jika aku lunak terhadap dunia maka dunia akan melumatkanku, tetapi jika aku keras terhadap dunia maka dunia akan lunak terhadapku”.
Banyak orang dewasa yang seharusnya sudah tidak pantas lagi menyandang predikat “anak muda” jika dilihat dari segi usia dan penampilan fisik yang sepenuhnya seperti orang dewasa, tetapi mereka masih terjebak didalam dunia yang mereka ciptakan sendiri tanpa melihat reaksi sosial disekelilingnya. Orang yang mempunyai karakteristik seperti inilah yang tidak memiliki kualitas bersaing yang sehat dilingkungan tempat tinggalnya, saling serang dan saling menuduh adalah cara untuk mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ketidakmauan mereka didalam menciptakan pribadi yang lebih baik membuat mereka seperti benalu bagi orang lain, bahkan sifat yang mereka miliki sangatlah kekanak-kanakan dan membuat orang merasa risih bila berada dekat dengan mereka, sebagai contoh, selalu menggantungkan suatu urusan yang sepele kepada orang lain, tidak menghargai hak-hak dan privasi, sama sekali tidak memiliki etika dalam bergaul, memperlakukan orang lain tidak berdasarkan usianya tetapi berdasarkan dengan predikat yang melekat kepadanya, seperti pembantu tetaplah pembantu meskipun umurnya lebih tua dari dirinya.

Sifat mereka yang destruktif menjadi dominan ketika mereka mulai berpikir untuk memecahkan sebuah masalah yang dihadapi, mereka belum mampu menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang baik dan aman untuk digunakan sehingga secara tidak langsung mereka akan lebih memilih suatu solusi final yang dianggap praktis tetapi malah menimbulkan masalah baru.
Berpikirlah secara mendalam untuk membentuk pola pikir yang positif, bersikaplah keras terhadap dunia dan gunakan pengalaman sebagai tiket untuk meraih kesuksesan karena pola pikir dan sebuah pengalaman adalah maha guru di dunia yang memang berfungsi untuk mengoreksi dan sebagai media evaluasi dari suatu perbuatan.

“Ibarat berperang, kita adalah tentara, lingkungan setiap saat adalah musuh, harga diri adalah tanah air, pola pikir adalah pimpinan, etika adalah senjata, introspeksi adalah obat dan kedewasaan adalah tujuan utama kemenangan.”

Page view

free counters

Followers

Facebook Twitter RSS